Menu
Close
  • Kategori

  • Halaman

Haiberita.com

Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini

Cara Move On Panduan Menuju Hidup Baru

Cara Move On Panduan Menuju Hidup Baru

Smallest Font
Largest Font

Memahami Proses Move On

Move on, atau proses melepaskan diri dari suatu hubungan yang telah berakhir, merupakan perjalanan emosional yang kompleks dan unik bagi setiap individu. Proses ini tidak linier, artinya tidak selalu berjalan secara bertahap dan teratur. Ada kalanya kita mengalami kemajuan signifikan, dan di waktu lain mungkin merasa terjebak dalam lingkaran emosi yang sama. Memahami tahapan umum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat membantu kita menavigasi proses ini dengan lebih efektif dan sehat.

Tahapan Umum Proses Move On

Secara umum, proses move on dapat dibagi menjadi beberapa tahapan, meskipun tidak semua orang akan mengalami semua tahapan ini dengan urutan yang sama atau dengan intensitas yang sama. Beberapa orang mungkin melewati beberapa tahapan dengan cepat, sementara yang lain mungkin menghabiskan waktu lebih lama di satu tahapan tertentu.

  1. Penolakan dan Penyangkalan: Tahap ini ditandai dengan kesulitan menerima kenyataan bahwa hubungan telah berakhir. Individu mungkin menolak untuk mengakui rasa sakit atau kehilangan, dan cenderung mencari alasan atau berharap hubungan dapat dipulihkan.
  2. Kemarahan dan Negosiasi: Setelah penolakan, kemarahan dan rasa frustrasi muncul. Individu mungkin menyalahkan diri sendiri atau pasangannya, dan mencoba untuk bernegosiasi atau melakukan upaya untuk memperbaiki hubungan.
  3. Tawar-menawar: Pada tahap ini, individu mungkin mencoba untuk menemukan cara untuk mengubah situasi, berharap dapat kembali ke masa lalu atau menemukan solusi ajaib untuk menyelesaikan masalah.
  4. Depresi: Ketika upaya untuk mengubah situasi gagal, perasaan sedih, kehilangan, dan putus asa muncul. Ini adalah tahap yang sulit, dan individu mungkin mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
  5. Penerimaan: Tahap akhir ini ditandai dengan penerimaan atas kenyataan bahwa hubungan telah berakhir dan kemampuan untuk melanjutkan hidup tanpa pasangan.

Perbandingan Individu yang Sedang Move On dan yang Terjebak di Masa Lalu

Memahami perbedaan antara seseorang yang sedang aktif dalam proses move on dan yang masih terjebak di masa lalu dapat membantu kita menilai kemajuan diri sendiri atau orang lain.

Karakteristik Sedang Move On Terjebak di Masa Lalu
Emosi Mulai merasa lebih tenang, meskipun masih ada rasa sedih sesekali. Mampu mengelola emosi dengan lebih baik. Sering merasa sedih, marah, atau cemas yang intens dan berkepanjangan. Kesulitan mengendalikan emosi.
Aktivitas Sosial Aktif bersosialisasi, menjalin hubungan baru, dan mengeksplorasi minat baru. Menghindari aktivitas sosial, merasa sulit untuk berinteraksi dengan orang lain.
Fokus Kehidupan Fokus pada masa depan, mengejar tujuan pribadi, dan membangun kehidupan baru. Terpaku pada masa lalu, terus mengingat kenangan indah dan menyakitkan.
Percaya Diri Percaya diri meningkat, mampu berdiri sendiri dan membuat keputusan sendiri. Percaya diri rendah, merasa tidak mampu menjalani hidup tanpa pasangan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Move On

Proses move on dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Pemahaman terhadap faktor-faktor ini dapat membantu kita mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mempercepat proses pemulihan.

  • Faktor Internal: Ketahanan mental, kemampuan mengelola emosi, tingkat kepercayaan diri, dan dukungan sosial internal (misalnya, keyakinan diri sendiri).
  • Faktor Eksternal: Dukungan sosial dari keluarga dan teman, lingkungan yang suportif, dan menghindari pemicu yang mengingatkan pada hubungan yang telah berakhir.

Mengenali dan Mengatasi Hambatan Emosional

Selama proses move on, wajar mengalami berbagai hambatan emosional. Mengenali dan mengatasinya dengan tepat sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan.

  • Mengakui dan Menerima Emosi: Jangan mencoba untuk menekan atau mengabaikan emosi negatif. Biarkan diri Anda merasakannya dan ekspresikan dengan cara yang sehat, misalnya melalui jurnal atau berbicara dengan orang terpercaya.
  • Membangun Jaringan Dukungan: Berbicara dengan teman, keluarga, atau terapis dapat membantu Anda memproses emosi dan mendapatkan perspektif baru.
  • Praktik Self-Care: Prioritaskan kesehatan fisik dan mental Anda dengan cukup tidur, makan makanan bergizi, berolahraga, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Strategi Manajemen Waktu yang Efektif

Manajemen waktu yang efektif dapat membantu Anda fokus pada pemulihan diri dan menghindari terjebak dalam pikiran negatif tentang masa lalu.

  • Buat Jadwal Harian: Susun jadwal yang mencakup waktu untuk aktivitas produktif, rekreasi, dan istirahat. Jadwal ini akan membantu Anda tetap terstruktur dan menghindari menghabiskan waktu berlebihan untuk memikirkan mantan pasangan.
  • Prioritaskan Aktivitas yang Memberikan Manfaat: Fokus pada aktivitas yang mendukung pemulihan Anda, seperti olahraga, meditasi, atau kegiatan hobi yang Anda sukai.
  • Batasi Waktu untuk Memikirkan Mantan Pasangan: Tetapkan waktu tertentu dalam sehari untuk memikirkan mantan pasangan, dan usahakan untuk tidak memikirkannya di luar waktu tersebut.

Mengelola Emosi Negatif

Move on bukanlah proses yang mudah. Seringkali, kita dihadapkan pada gejolak emosi yang cukup intens. Mengelola emosi negatif ini menjadi kunci penting untuk melewati masa transisi dan menemukan kedamaian batin. Memahami dan memproses emosi-emosi tersebut dengan cara yang sehat akan membantu mempercepat proses penyembuhan dan membangun kembali kepercayaan diri.

Berbagai emosi negatif bisa muncul, seperti kesedihan mendalam, rasa marah yang tak terkendali, hingga penyesalan yang terus menghantui. Namun, penting untuk diingat bahwa emosi-emosi ini adalah bagian normal dari proses penyembuhan. Alih-alih mencoba menekan atau mengabaikannya, belajarlah untuk mengelola dan mengekspresikannya dengan cara yang konstruktif.

Ekspresi Emosi Negatif yang Sehat

Mengekspresikan emosi negatif secara sehat sangat penting untuk mencegah penumpukan emosi yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Berikut beberapa cara yang dapat Anda coba:

  • Menulis jurnal: Tuliskan semua perasaan dan pikiran Anda tanpa sensor. Ini dapat membantu Anda memproses emosi dan mendapatkan perspektif yang lebih jelas.
  • Berbicara dengan orang terpercaya: Berbagi perasaan Anda dengan teman, keluarga, atau terapis dapat memberikan dukungan emosional dan mengurangi beban di pundak Anda.
  • Melakukan aktivitas fisik: Olahraga, yoga, atau sekadar berjalan-jalan dapat membantu melepaskan endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres.
  • Berkarya seni: Ekspresikan emosi Anda melalui melukis, menyanyi, menulis puisi, atau bentuk seni lainnya.
  • Berlatih mindfulness atau meditasi: Teknik ini dapat membantu Anda menyadari dan menerima emosi Anda tanpa menghakimi.

Afirmasi Positif untuk Membangun Kepercayaan Diri

Afirmasi positif adalah pernyataan yang mengulang-ulang pikiran dan keyakinan positif tentang diri sendiri. Dengan mengulang afirmasi ini secara teratur, Anda dapat secara bertahap membangun kepercayaan diri dan harga diri yang lebih kuat. Berikut beberapa contoh afirmasi positif yang dapat Anda gunakan:

  • “Saya kuat dan mampu mengatasi ini.”
  • “Saya pantas mendapatkan kebahagiaan.”
  • “Saya mencintai dan menerima diri saya apa adanya.”
  • “Saya belajar dan tumbuh dari pengalaman ini.”
  • “Masa depan saya cerah dan penuh harapan.”

Mengelola Stres dan Kecemasan

Proses move on seringkali diiringi oleh stres dan kecemasan yang signifikan. Untuk mengelola hal ini, penting untuk menerapkan langkah-langkah praktis berikut:

  1. Identifikasi pemicu stres: Kenali situasi, pikiran, atau perasaan yang memicu stres dan kecemasan Anda.
  2. Atur waktu istirahat yang cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik. Coba untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
  3. Makan makanan bergizi: Makanan yang sehat dapat membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi stres.
  4. Batasi paparan terhadap hal-hal yang memicu stres: Jika memungkinkan, hindari kontak dengan hal-hal yang mengingatkan Anda pada hubungan yang telah berakhir.
  5. Cari dukungan profesional: Jika stres dan kecemasan Anda terasa terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor.

Teknik Relaksasi Sederhana

Teknik relaksasi dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh yang tegang. Berikut beberapa teknik sederhana yang dapat Anda coba:

  • Pernapasan dalam: Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan beberapa saat, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi beberapa kali.
  • Progressive muscle relaxation: Tegangkan dan relaksasikan otot-otot tubuh Anda secara bergantian, mulai dari jari kaki hingga kepala.
  • Visualisasi: Bayangkan tempat yang tenang dan damai, dan fokuskan perhatian Anda pada detail-detailnya.
  • Mendengarkan musik yang menenangkan: Musik dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.

Membangun Kembali Diri Sendiri

Setelah melewati masa sulit move on, membangun kembali diri sendiri menjadi langkah krusial untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan. Proses ini membutuhkan komitmen dan kesabaran, namun hasilnya akan sangat berharga. Membangun kepercayaan diri, menetapkan tujuan baru, dan merawat kesehatan fisik dan mental adalah kunci utama dalam perjalanan ini.

Aktivitas Positif untuk Membangun Kepercayaan Diri

Melakukan aktivitas positif sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan diri yang mungkin terkikis selama masa sulit. Aktivitas ini tidak hanya membantu meningkatkan mood, tetapi juga memberikan rasa pencapaian dan kebanggaan diri.

  • Olahraga teratur: Olahraga melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Pilih olahraga yang Anda nikmati, entah itu berlari, berenang, yoga, atau senam.
  • Belajar hal baru: Mempelajari keterampilan baru, seperti memasak, melukis, atau bermain musik, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan kepuasan tersendiri. Ini juga membuka peluang untuk bertemu orang-orang baru dan memperluas jaringan sosial.
  • Berbagi kebaikan: Melakukan kegiatan sukarela atau membantu orang lain dapat memberikan perspektif baru dan meningkatkan rasa empati. Ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebahagiaan.
  • Merawat penampilan: Memperhatikan penampilan diri dapat meningkatkan rasa percaya diri. Ini tidak berarti harus mengikuti tren terbaru, tetapi cukup menjaga kebersihan dan kenyamanan diri.

Kutipan Inspiratif untuk Memotivasi Proses Move On

โ€œThe best revenge is massive success.โ€ – Frank Sinatra

Kutipan ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan dan kebahagiaan diri sendiri adalah balasan terbaik atas kesulitan yang telah dilalui.

Menetapkan Tujuan Baru dan Membangun Impian di Masa Depan

Setelah melewati masa sulit, penting untuk menetapkan tujuan baru dan membangun impian di masa depan. Tujuan ini harus realistis, terukur, dan terarah, sehingga memberikan motivasi dan arah yang jelas dalam hidup.

  1. Identifikasi minat dan passion: Coba renungkan apa yang sebenarnya Anda sukai dan ingin capai. Apa yang membuat Anda bersemangat?
  2. Tetapkan tujuan SMART: Buatlah tujuan yang Spesifik, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. Contoh: โ€œSaya ingin menyelesaikan kursus online desain grafis dalam 3 bulan ke depan.โ€
  3. Buat rencana aksi: Pecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dikelola. Buat jadwal dan patuhi rencana tersebut.
  4. Rayakan pencapaian: Jangan lupa untuk merayakan setiap pencapaian kecil yang Anda raih. Ini akan memberikan motivasi untuk terus maju.

Merawat Kesehatan Fisik dan Mental Selama Proses Move On

Merawat kesehatan fisik dan mental sangat penting selama proses move on. Tubuh dan pikiran yang sehat akan memberikan energi dan kekuatan untuk menghadapi tantangan.

  • Istirahat cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
  • Makan sehat: Konsumsi makanan bergizi dan seimbang untuk menjaga energi dan kesehatan tubuh.
  • Kelola stres: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau deep breathing untuk mengurangi stres.
  • Berkonsultasi dengan profesional: Jika merasa kesulitan mengatasi emosi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.

Menemukan Kembali Minat dan Hobi yang Terabaikan

Masa sulit seringkali membuat kita mengabaikan minat dan hobi. Menemukan kembali hal-hal yang kita sukai dapat memberikan kebahagiaan dan rasa kepuasan.

Hobi Terabaikan Cara Menemukan Kembali
Membaca Mulailah dengan membaca buku yang ringan dan menarik. Bergabung dengan komunitas buku.
Melukis Ikuti kelas melukis dasar atau cari tutorial online. Eksplorasi berbagai teknik dan media.
Menulis Mulailah dengan menulis jurnal harian atau cerita pendek. Ikuti workshop menulis kreatif.

Membangun Hubungan yang Sehat

Setelah melewati proses move on yang cukup panjang, membangun hubungan baru bisa menjadi langkah selanjutnya dalam perjalanan menuju kebahagiaan. Namun, penting untuk memastikan bahwa hubungan baru ini didasari oleh fondasi yang sehat dan kuat. Membangun hubungan yang sehat membutuhkan pemahaman diri, komunikasi yang efektif, dan penetapan batasan yang jelas. Berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.

Pentingnya Menjaga Jarak yang Sehat dari Mantan Pasangan

Menjaga jarak dari mantan pasangan merupakan langkah krusial dalam membangun hubungan yang sehat. Kontak yang terus-menerus, meskipun hanya sekadar berteman, dapat menghambat proses penyembuhan emosional dan mengaburkan batasan antara masa lalu dan masa depan. Memberikan ruang dan waktu untuk fokus pada diri sendiri dan membangun identitas baru tanpa bayang-bayang hubungan lama sangat penting untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat dan berkelanjutan di masa mendatang. Kontak yang berlebihan dapat memicu emosi negatif dan menghambat kemampuan untuk sepenuhnya terbuka terhadap hubungan baru.

Perbedaan Hubungan Sehat dan Tidak Sehat

Aspek Hubungan Sehat Hubungan Tidak Sehat
Komunikasi Terbuka, jujur, dan saling menghargai. Masalah dikomunikasikan dan diselesaikan secara konstruktif. Kurang komunikasi, tertutup, sering bertengkar tanpa solusi, komunikasi yang agresif atau pasif-agresif.
Saling Menghormati Masing-masing individu dihargai dan dihormati, termasuk pendapat, perasaan, dan batasan pribadinya. Salah satu pihak merasa diremehkan, dikontrol, atau pendapatnya diabaikan.
Dukungan Saling mendukung dan mendorong pertumbuhan pribadi satu sama lain. Kurang dukungan, bahkan mungkin ada sabotase terhadap pertumbuhan pribadi pasangan.
Kepercayaan Terbangun rasa saling percaya dan kejujuran. Kepercayaan yang rendah, sering curiga, dan rahasia tersembunyi.

Tanda-Tanda Siap Menjalin Hubungan Baru

Seseorang yang siap menjalin hubungan baru biasanya telah menyelesaikan proses penyembuhan emosional dari hubungan sebelumnya. Mereka memiliki rasa percaya diri yang baik, mampu berkomunikasi secara sehat, dan memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang mereka cari dalam sebuah hubungan. Mereka juga mampu menetapkan batasan yang sehat dan menghormati batasan pasangannya.

Membangun Komunikasi yang Efektif dalam Hubungan Baru

Komunikasi yang efektif adalah kunci utama dalam membangun hubungan yang sehat dan langgeng. Hal ini melibatkan mendengarkan secara aktif, mengekspresikan perasaan dan kebutuhan dengan jelas dan asertif, serta menghargai sudut pandang pasangan. Hindari komunikasi yang agresif atau pasif-agresif. Berlatihlah empati dan berusaha untuk memahami perspektif pasangan.

  • Berbicara dengan jujur dan terbuka.
  • Mendengarkan secara aktif tanpa menyela.
  • Menyampaikan perasaan dan kebutuhan dengan jelas dan tegas.
  • Menghindari generalisasi dan tuduhan.
  • Mencari solusi bersama, bukan menyalahkan.

Menetapkan Batasan yang Sehat dalam Hubungan

Menetapkan batasan yang sehat merupakan hal penting untuk menjaga keseimbangan dan menghormati kebutuhan masing-masing individu dalam hubungan. Batasan ini mencakup aspek fisik, emosional, dan mental. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting dalam proses penetapan batasan ini.

  1. Identifikasi kebutuhan dan batasan pribadi.
  2. Komunikasikan batasan tersebut kepada pasangan dengan jelas dan tegas.
  3. Tetap konsisten dalam menegakkan batasan tersebut.
  4. Bersiaplah untuk berkompromi, namun tetap utamakan batasan pribadi.
  5. Hormati batasan pasangan.

Mencari Dukungan

Berdamai dengan masa lalu dan melangkah maju setelah putus cinta atau pengalaman menyakitkan lainnya membutuhkan kekuatan dan ketahanan. Namun, kita tidak perlu melalui proses ini sendirian. Mencari dukungan dari orang-orang terdekat dan sumber daya yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan dan membantu kita membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan. Dukungan eksternal memberikan perspektif baru, mengurangi beban emosional, dan memberikan energi positif untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Mendapatkan dukungan berarti menerima bantuan dari orang-orang yang peduli dan memahami situasi kita. Hal ini bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kecerdasan emosional dan komitmen untuk kesejahteraan diri sendiri. Dengan dukungan yang tepat, proses move on akan terasa lebih ringan dan terarah.

Manfaat Mencari Dukungan

Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau profesional memiliki banyak manfaat dalam proses move on. Dukungan emosional membantu mengurangi rasa sakit, kesepian, dan kebingungan. Mendengarkan cerita dan nasihat dari orang lain dapat memberikan perspektif baru dan membantu kita melihat situasi dengan lebih jernih. Dukungan praktis, seperti bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari, juga sangat berharga saat kita merasa kewalahan secara emosional.

Dukungan profesional, seperti dari terapis atau konselor, dapat memberikan panduan dan strategi yang lebih terstruktur untuk mengatasi trauma dan membangun kembali kepercayaan diri. Mereka dapat membantu kita mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat dan mengembangkan mekanisme koping yang lebih efektif.

Sumber Daya untuk Membantu Proses Move On

Terdapat berbagai sumber daya yang dapat membantu dalam proses move on. Memilih sumber daya yang tepat sangat penting untuk memastikan kita mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kita.

  • Buku-buku self-help tentang mengatasi putus cinta, trauma, atau kehilangan.
  • Komunitas online dan forum diskusi yang menyediakan tempat berbagi pengalaman dan dukungan dari orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.
  • Terapis atau konselor yang terlatih dalam membantu individu mengatasi masalah emosional dan mental.
  • Kelompok dukungan sebaya (support group) yang menawarkan lingkungan yang aman dan suportif untuk berbagi perasaan dan pengalaman.
  • Aplikasi mobile yang menyediakan latihan mindfulness, meditasi, dan teknik relaksasi.

Cara Berkomunikasi untuk Mendapatkan Dukungan

Komunikasi yang efektif sangat penting dalam mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Bersikap jujur dan terbuka tentang perasaan dan kebutuhan kita kepada orang-orang terdekat adalah langkah pertama yang penting. Kita dapat memulai dengan mengungkapkan perasaan kita secara singkat dan jelas, misalnya, “Aku sedang merasa sangat sedih akhir-akhir ini dan butuh dukunganmu.” Jangan ragu untuk meminta bantuan secara spesifik, seperti “Bisakah kamu menemani aku jalan-jalan sore ini?” atau “Aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah ini.”

Memilih waktu dan tempat yang tepat untuk berkomunikasi juga penting. Pastikan kita merasa nyaman dan aman saat berbagi perasaan kita. Jangan takut untuk menolak bantuan jika cara yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan kita. Yang terpenting adalah menciptakan komunikasi yang saling menghormati dan menghargai.

Pentingnya Menerima Bantuan

Menerima bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kekuatan dan kecerdasan emosional. Saat kita merasa kewalahan, meminta bantuan adalah hal yang bijaksana. Membiarkan diri kita terbebani oleh emosi negatif hanya akan memperlambat proses penyembuhan. Dengan menerima bantuan, kita memberikan diri kita kesempatan untuk pulih dan tumbuh lebih kuat.

Membangun Jaringan Dukungan yang Kuat dan Positif

Membangun jaringan dukungan yang kuat dan positif membutuhkan waktu dan usaha. Kita dapat memulainya dengan mengidentifikasi orang-orang yang dapat diandalkan dan mendukung kita. Berikan waktu dan usaha untuk memperkuat hubungan dengan mereka melalui komunikasi yang teratur dan kegiatan bersama. Jangan ragu untuk memperluas jaringan dukungan kita dengan bergabung dalam komunitas atau kelompok dukungan.

Pilihlah orang-orang yang positif, suportif, dan dapat diandalkan. Hindari orang-orang yang cenderung menghakimi, meremehkan, atau memberikan nasihat yang tidak membantu. Ingatlah bahwa membangun jaringan dukungan yang kuat adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan kita.

Kesimpulan Akhir

Move on adalah perjalanan pribadi yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Tidak ada jalan pintas, namun dengan memahami prosesnya, mengelola emosi dengan sehat, dan membangun diri secara positif, Anda akan mampu melewati masa sulit ini. Ingatlah bahwa Anda berharga dan pantas untuk bahagia. Manfaatkan sumber daya yang tersedia, cari dukungan dari orang-orang terdekat, dan jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika dibutuhkan. Masa depan yang cerah menanti Anda.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Pos Terkait